Salsabila Shofa. 16516792. 2PA014
Psikoterapi berasal dari 2 kata yaitu “Psyche” yang artinya
jiwa, dan “Therapy” yang artinya
penyembuhan. Terapis adalah, adalah orang yang melakukan psikoterapis, dan
klien adalah orang yang berkonsultasi tentang masalahnya kepada terapis. Jadi
psikoterapi adalah, usaha penyembuhan untuk masalah yang berkaitan dengan
pikiran, perasaan, kejiwaan, mental dan perilaku seorang terapis kepada klien
yang bermasalah atau berada dalam situasi kejiwaan yang tidak sama dengan
kejiwaan seseorang dalam keadaan normal. Psikoterapi merupakan proses interaksi
formal dua pihak antara terapis dengan klien yang bertujuan untuk memperbaiki
keadaan yang tidak menyenangkan pada satu klien. Terapis membantu klien
menimalisir masalahnya dengan memberikan masukan-masuk atau sugesti-sugesti
positif pada klien. Pada dasarnya setiap individu memiliki kemungkinan untuk
dapat dipengaruhi melalui intervensi psikologi yang direncanakan.
belakangan
ini sangat tidak asing lagi melakukan psikoterapi via internet atau via online.
Dimana internet menjadi media penghubung terjadinya komunikasi antara si
terapis dengan klien. Biasanya orang yang melakukan psikoterapi online ini
adalah orang yang cenderung malu untuk menceritakan masalahnya secara langsung
kepada orang lain. Lalu, bisakah dunia psikologi memberikan dampak yang
lebih besar lagi bagi masyarakat dengan memanfaatkan perkembangan internet,
membuat mental seseorang lebih sehat tanpa ia harus meninggalkan rumah? Secara
umum, penggunaan internet saat ini sudah sangat luas fungsi dan pemakainya,
baik di negara maju maupun di negara berkembang. Data dari World Bank menyebutkan
bahwa penggunaan internet dalam kehidupan sehari-hari di negara berkembang
terus meningkat setiap tahunnya dari 5,7% di tahun 2004 hingga 26,5% di tahun
2012.
Ada beberapa contoh
aplikasi psikoterapi online ini, yaitu :
1. ELIZA, sebuah program
perangkat lunak yang ditulis oleh Joseph Weizenbaum pada 1960 untuk meniru
komunikasi seorang terapis. Ini adalah contoh pertama dari computer dimediasi
interaksi menggunakan bentuk yang sangat sederhana dari psikoterapi.
2. E-Terapi, adalah
sebuah modalitas psikoterapi baru yang menyediakan akses kepada klien untuk
berkonsultasi dengan seorang terapis yang professional dalam kesehatan mental
secara online. Terapi ini juga sering dilakukan melaui komunikasi lewat
email dengan terapis, hal ini juga dapat termasuk chat dan konferensi melalui
video call, meskipun cara ini kurang sering digunakan.
Cara
seperti ini mempermudah konsultasi. Karena memiliki beberapa keuntungan seperti
:
1.Masalah lokasi,
misalnya lokasi penyedia layanan kesehatan mental terlalu jauh atau sulit
terjangkau. Bisa juga karena klien sering bepergian dan jarang menetap di suatu
lokasi, jadi sulit baginya mengunjungi satu lokasi layanan kesehatan mental
secara rutin.
2.Klien sulit
menyesuaikan waktu dengan jadwal praktek psikolog/ psikiater yang biasanya
hanya tersedia pada jam kerja.
3.Biaya konsultasi dengan
psikolog/ psikiater yang terbilang mahal untuk klien-klien dengan latar
belakang sosial ekonomi tertentu. Hal ini mendorong klien untuk mencari
pertolongan lewat jalan lain terlebih dahulu yang lebih ekonomis, salah satunya
melalui internet.
4.Klien merasa terdorong
dan percaya bahwa dirinya dapat berperan mandiri dalam mengenali dan menghadapi
masalah kesehatan mental, dalam hal ini depresi, yang sedang ia hadapi.
5.Klien yang memiliki
motivasi tinggi untuk menyelesaikan masalah yang sedang ia hadapi merasa cocok
dengan gaya mencari pertolongan via internet karena ia akan banyak mengandalkan
dirinya sendiri selama proses konsultasi atau terapi psikologis.
6.Banyak sekali klien
yang sudah cakap dengan penggunaan internet dan gadget, sehingga mudah bagi
mereka untuk mencari informasi terkait masalah psikologis yang mereka alami
melalui internet. Sekalipun klien memiliki kesulitan, ia dapat dibantu oleh
orang terdekat di rumah untuk menggunakan internet.
7.Banyak pengidap
gangguan psikologis, termasuk pengidap depresi, menyatakan bahwa mencari
pertolongan di internet secara umum dapat lebih membebaskan mereka dari stigma
bahwa mereka memiliki gangguan jiwa daripada jika mereka pergi menemui psikolog
atau pergi ke rumah sakit jiwa
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar